Makalah Agama Islam Dan Manusia
MAKALAH
Manusia agama
dan islam
KELOMPOK
1
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA
:
§ Iqbal
Pradana (190564201034)
§ Evita
Fitria Sukma (190564201008)
§ Nissah (190564201010)
Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
Prodi
Hubungan Internasional
Dosen Pembimbing : Satrio M.A
Tahun Ajaran : 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan
pengerjaan makalah yang berjudul ”Manusia dan Agama”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Agama.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
TanjungPinang, 06
September 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………….. I
KATA PENGANTAR
……………………………………….. II
DAFTAR ISI …………………………………………………. III
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ………………………………….. 4
BAB II : PEMBAHASAN
A. MANUSIA
- Pengertian manusia …………………………………….. 5
- Ciri – ciri manusia ……………………………………... 5
- Tujuan penciptaan manusia……………………………. 6
- Kedudukan manusia…………………………………… 6-7
B. HAKIKAT MANUSIA
- Hakikat manusia secara umum ………………………… 7
- Hakikat manusia menurut Al- Qur’an …………………. 8
C. AGAMA
- Pengertian agama ………………………………………. 8
- Syarat – syarat agama ………………………………….. 8
- Unsur – unsur agama …………………………………... 9
- Fungsi agama …………………………………………... 9
D. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA …………..9
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….
11
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Manusia
dan Agama merupakan masalah yang sangat penting, karena keduanya mempunyai
pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap beriman
kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan
agama-agama samawi (agama yang datang dari langit ataua gama wahyu).
Agama
merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan menumbuhkan
ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari penyimpangan,
kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan
membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Disamping itu, agama juga
merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi
berbagai aliran sesat.
Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak
dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang
individu-individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong
menolong.
BAB II
PEMBAHASAAN
A.
MANUSIA
1. Pengertian
Manusia dalam Alqur’an
Istilah kunci yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk pada
pengertian manusia menggunakan kata-kata basyar, al-insan, dan ann-nas.
Kata basyar
menunjuk pada pengertian manusia sebagai makhluk biologis (QS Ali ‘Imran :47)
tegasnya memberi pengertian kepada sifat biologis manusia, seperti makan,
minum, hubungan seksual dan lain-lain.
Kata al-insan, Pertama al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung
amanah (QS Al-Ahzab :72), kedua al-insan
dihubungankan dengan predisposisi negatif dalam diri manusia misalnya sifat
keluh kesah, kikir (QS Al-Ma’arij :19-21) dan ketiga al-insan dihubungkan dengan proses penciptaannya yang
terdiri dari unsur materi dan nonmateri (QS Al-Hijr :28-29). Semua konteks al-insan ini menunjuk pada sifat-sifat
manusia psikologis dan spiritual.
Kata an-nas dalam
Al-Qur’an mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial dengan karateristik
tertentu misalnya mereka mengaku beriman padahal sebenarnya tidak (QS
Al-Baqarah :8)
Dari uraian ketiga makna untuk manusia tersebut, dapat
disimpulkan bahwa manusia adalah mahkluk biologis, psikologis dan sosial.
Ketiganya harus dikembangkan dan diperhatikan hak maupun kewajibannya secara
seimbang dan selalu berada dalam hukum-hukum yang berlaku (sunnatullah).
2. Ciri – ciri Manusia
Manusia dibandingkan makhluk lain mempunyai
ciri, antara lain, ciri utamanya adalah :
1.
Makhluk yang paling unik, dijadikan
dalam berbentuk baik, ciptaan tuhan yang paling sempurna. “Sesungguhnya kami
telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At tin [95]:4)
2.
Manusia diciptakan tuhan untuk
menjadi khalifah nya di bumi. Hal itu dinyatakan Allah dalam firman-nya. Di
dalam surat al-baqarah [2]:30
3.
Secara individual manusia
bertanggung jawab atas segala perbuatannya dalam firman-nya yang kini dapat
dibaca dalam Al-Quran surat At-Thur [52]:21 “Setiap manusia terikat (dalam arti
bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya.”
4.
Berakhlak. Berakhlak adalah ciri
utama manusia dibandingkan makhluk lainnya. Artinya, manusia adalah makhluk
yang diberi Allah kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang buruk.
3. Tujuan
Penciptaan Manusia
Manusia
diciptakan oleh Allah agar ia beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah di sini
tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut oleh masyarakat pada umumnya,
yakni kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi seluas pengertian
yang dikandung oleh kata memperhambakan dirinya sebagai hamba Allah. Berbuat sesuai dengan kehendak dan
kesukaan (ridha) Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya
4. Kedudukan Manusia
Kedudukan manusia yang dimaksud di sini adalah
konsep yang menunjukkan hubungan manusia dengan Allah dan dengan lingkungannya.
Ayat-ayat yang relevan dengan masalah tersebut adalah antara lain :
1. Q.S.Fathir, 35/43:39
Ayat 39-41: Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengangkat manusia sebagai
khalifah di bumi dan penjelasan tentang keesaan Allah dan kekuasaan-Nya.
هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ فِي الأرْضِ فَمَنْ
كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَلا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ عِنْدَ
رَبِّهِمْ إِلا مَقْتًا وَلا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلا خَسَارًا (٣٩)
“Dialah yang
menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. Barang siapa kafir, maka
(akibat) kekafirannya akan menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang
kafir itu hanya akan menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Dan kekafiran
orang-orang kafir itu hanya akan menambah kerugian mereka belaka.”
2. Q.S
Az-Zariyat, 51/67:56
1. Manusia
Sebagai Khalifah
Kedudukannya manusia sebagai
khalifah. Dijelaskan bahwa Allah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di
muka bumi ini. Penegasan ini mengisyaratkan adanya hubungan antara manusia
dengan Tuhan. Selanjutnya ayat tersebut juga mengingatkan
bahwa siapa yang ingkar, khususnya mengingkari Tuhan yang telah menjadikan
khalifah, maka ia sendiri yang menanggung akibat pengingkarannya itu berupa kemurkaan
Tuhan dan kerugian bagi dirinya sendiri.
2. Manusia Sebagai Pembangun
Kedudukan manusia sebagai pembangun
peradaban berdasarkan firman Tuhan yang telah di kemukakan, yakni
Huwaansya’akum min al-ardh wa’sta’marakumfiha, “Dia telah menghidupkan kamu di
bumi dan memberi kamu kesukaan memakmurkannya (menjadikan kamu sebagai
pembangun kemakuran).”
B. HAKIKAT MANUSIA
Hakikat manusia secara umum adalah sebagai
berikut :
1.
Makhluk yang memiliki tenaga
dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Individu yang memiliki sifat
rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.yang
mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya serta mampu menentukan nasibnya.
3.
Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
4.
Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
5.
Suatu keberadaan yang berpotensi
yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
6.
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
7.
Individu yang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang
sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
8.
Makhluk yang berfikir. Berfikir
adalah bertanya, bertanya berarti mencari jawaban, mencari jwaban berarti
mencari kebenaran.
Hakikat Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an memandang manusia
sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan
penuh dosa.
Al-Quran justru memuliakan manusia sebagai
makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual
yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan
cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia
ini. Bahkan manusia diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya
adalah berpembawaan baik (positif, haniif).
C. AGAMA
1. Pengertian Agama
Agama menurut bahasa sansekerta,
agama berarti tidak kacau (a=tidak gama=kacau) dengan kata lain, agama
merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia
baratter dapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu: religi, religie,
religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau
mati-matian , perbuatan ini berupa usaha atau
sejenis per ibadatan yang
dilakukan secara berulang
ulang.
Agama
menurut Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
adalah system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungan nya.
Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti: hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan,
tuntutan, keputusan dan pembalasan. Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian
dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan
upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaat anter sebut (Moh.Syafaat,1965).
Dan
secara umum, Agama adalah suatu system ajaran tentang Tuhan, dimana
penganut-penganut nya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau social atas dasar
aturan-aturan-Nya.
2. Syarat-Syarat
Agama
a. Percaya
dengan adanya Tuhan
b. Mempunyai
kitab suci sebagai pandangan hidup umat-umatnya
c. Mempunyai
tempat suci
d. Mempunyai
Nabi atau orang suci sebagai panutan
e.
Mempunyai hari raya keagamaan
3.
Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun,
agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
1.
Kepercayaan agama, yakni suatu
prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
2.
Simbol agama, yakni identitas agama
yang dianut umatnya.
3.
Praktik keagamaan, yakni hubungan
vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan
antarumat beragama sesuai dengan ajaran agam.
4. Pengalaman
keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh
penganut-penganut secara pribadi.
5.
Umat beragama, yakni penganut
masing-masing agama
4. Fungsi
Agama
· Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
·
Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
·
Merupakan tuntutan tentang prinsip
benar atau salah
·
Pedoman mengungkapkan rasa
kebersamaan
·
Pedoman perasaan keyakinan
·
Pengungkapan estetika (keindahan)
· Memberikan
identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama
D. HUBUNGAN
MANUSIA DENGAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN
Agama dan kehidupan
beragama merupakan unsur yang tak terpisahkan dari kehidupan dan sistem budaya
umat manusia. Sejak awal manusia berbudaya, agama dan kehidupan beragama
tersebut telah menggejala dalam kehidupan, bahkan memberikan corak dan bentuk
dari semua perilaku budayanya. Agama dan perilaku keagamaan tumbuh dan
berkembang dari adanya rasa ketergantungan manusia terhadap kekuatan ghaib yang
mereka rasakan sebagai sumber kehidupan mereka. Mereka harus berkomunikasi
untuk memohon bantuan dan pertolongan kepada kekuatan ghaib tersebut, agar
mendapatkan kehidupan yang aman, selamat dan sejahtera. Tetapi “apa” dan
“siapa” kekuatan ghaib yang mereka rasakan sebagai sumber kehidupan tersebut,
dan bagaimana cara berkomunikasi dan memohon peeerlindungan dan bantuan
tersebut, mereka tidak tahu. Mereka hanya merasakan adanya kebutuhan akan
bantuan dan perlindunganya. Itulah awal rasa agama, yang merupakan desakan dari
dalam diri mereka, yang mendorong timbulnya perilaku keagamaan. Dengan demikian
rasa agama dan perilaku keagamaan (agama dan kehidupan beragama) merupakan
pembawaan dari kehidupan manusia, atau dengan istilah lain merupakan “fitrah”
manusia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ø
Sehingga dapat di simpulkan bahwa agama
sangat di perlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat
menjadi lebih bermakna.
Ø
Manusia hakikatnya adalah makhluk biologis,
psikolsogi dan sosial yang memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah
sebagai Hamba Allah dan fungsinya didunia sebagai khalifah Allah), mengantur alam dan mengelolanya untuk mencapai
kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan tetap
tunduk dan patuh kepada sunnatullah. Rasa agama dan perilaku keagamaan (agama
dan kehidupan beragama) merupakan pembawaan dari kehidupan manusia, atau dengan
istilah lain merupakan “fitrah” manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Fathoni
Ahmad Miftah, M.Ag, Pengantar Studi Islam, 2001, Semarang, Gunung Jati.
Supadie Didiek Ahmad,dkk. Pengantar Studi Islam, 2011 , Jakarta,
Rajawali Pers.
Muhaiman Dimensi-Dimensi Studi Islam, 1994, Surabaya,Karya Abditama
Syukur Amin Prof. Dr. H. M., MA, Pengantar Studi Islam, 2010,
Semarang, Pustaka Nuun
Buku Pendidikan Agama Islam
Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H.
Memupuk Kepercayaan Islam Sebagai
Yang Paling Benar
Ahmas Faiz Asifuddin
18 Nopember 2004
Comments
Post a Comment